Kabar dari Laos : Petembak Sumsel Perlu Banyak Try Out
VIENTIANE – Kesuksesan tim menembak putri Indonesia di SEA Games 25th Laos yang sehari sebelumnya berhasil merebut 1 medali emas dan perak di nomor perseorangan dan beregu sport rifle prone 50 meter, kemarin tidak diikuti tim menembak putra. Diperkuat atlet Sumsel, tim menembak Indonesia gagal berbicara untuk nomor beregu dan perseroangan sport rifle pronone.
Dalam partai ketat di lapangan tembak National Sport Compleks Vientiane, Laos, petembak Indonesia masih sulit menembus dominasi petembak Myanmar, Vietnam, Laos dan Thailand. Terlihat sekali, jam terbang internasional para petembak Indonesia, khususnya Sumsel perlu diasah lebih baik.
Soalnya di nomor perseorangan, petembak binaan Sumsel, Rahmad Wisnu Aji hanya berada di posisi buncit dari 8 finalis. Untuk nomor ini, petembak Myanmar, Lian Aung sukses meraih medali emas dengan raihan poin 695,4. Perak direbut petembak Myanmar lainnya, Aung Nyein Ni (694,7), sedang perunggu diraih petembak asal Vietnam, Thanh Pham Ngoc (690,5).
Sementara satu-satunya petembak Indonesia yang lolos di nomor sport rifle prone 50 m perseorangan putra, Rahmad Wisnu Aji, harus puas berada di posisi paling buncit dengan poin 690,03.
Hasil buruk juga dialami nomor beregu. Di nomor ini, Indonesia diwakili 3 petembak binaan Sumsel, Rahmad Wisnu Aji, Agus Anindito dan Akhmad Sudarmawan. Di nomor ini, Indonesia harus puas bercokol di posisi kelima. Sementara emas direbut tim menembak Myanmar dengan skor 1774, disusul Vietnam (1755), dan Thailand (1751). Tim menembak Indonesia sendiri hanya membukukan skor 1744.
Hasil kurang menggembirakan ini, diakui oleh pelatih menembak Indonesia, Kuncung Sudiyono, diluar perkiraan. Pasalnya dalam latihan-latihan dan try out ke Singapura dan Thailand sebelumnya, catatan poin petembak Indonesia diatas hasil yang dicapai di Laos.
“Soal teknik sama, hanya mereka ini grogi. Mental mereka masih labil saat duel dengan petembak kelas internasional,’’ tegas Kuncung.
Menurut Kuncung, catatan poin yang dibukukan para petembak Indonesia sebelum SEA Games selalu diatas 588.
“Jika memakai nilai try out, paling tidak kita harusnya ada diposisi 1-2. Solusinya, ya memperbanyak ikut lagi try out ke luar negeri untuk mengukur kemajuan kita. Hasil yang kita dapat ini, menjadi cambuk agar berhasil di SEA Games 2011 di Palembang. Kita targetkan mendapat hasil yang terbaik, waktu masih cukup untuk mempersiapkan diri,’’ ujar pelatih senior ini.
Sementara official tim menembak, Wasista Bambang Utoyo, menegaskan walau tidak kecewa dengan hanya berada di urutan 8 besar, namun kondisi itu menunjukkan kalau petembak Indonesia perlu berlatih lebih keras karena masih belum sejajar dengan petembak asing.
”Kita selama ini memandang terbaik di Indonesia, ternyata saat diadu dengan petembak internasional kita malah grogi. Untuk itu ke depan kita akan mencari pelatih yang tak hanya segi teknis saja, tapi juga mental atlet. Kalau soal teknis saya kira Pak Kuncung sudah menularkan ilmunya, tinggal lagi mental dalam bertanding,’’ papar Ketua DPRD Sumsel ini.
Wasista mengakui, petembak Indonesia, khususnya Sumsel masih kurang berlatih di even internasional.
”Ya, selama ini memang karena keterbatasan dana. Lihat saja petembak Malaysia dari sini (Laos, red), mereka langsung ke Doha, Qatar. Kita juga harus perbanyak latihan ke even luar. Seperti di Australia banyak even internasional, bahkan setiap 2 minggu sekali ada pertandingan,’’ tukas Wasista. (Laporan Jon Morino langsung dari kota Vientiane, Laos)